Suku Dunia ~ Di wilayah Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat. Daerah ini dikenal pula dengan nama "kepala burung". Mereka menempati aliran sungai Kamundan dan di kelilingi Danay Ayamaru. Diduga masih satu kelompok dengan suku bangsa Meybrat, Ayamaru, ditandai oleh bahasa mereka yang hampir sama, yaitu kelompok bahasa Meybrat.
Kekhasan lain dari kelompok ini adalah adanya budaya tukar-menukar kain timur di antara mereka. Kain ini banyak kemiripannya dengan kain tenun buatan Nusa Tenggara Timur. Hanya saja motif hiasannya tampak lebih kuno. Daerah pemukiman mereka inilah yang sering disebut para ahli sebagai Daerah Kepala Burunng.
Kekhasan lain dari kelompok ini adalah adanya budaya tukar-menukar kain timur di antara mereka. Kain ini banyak kemiripannya dengan kain tenun buatan Nusa Tenggara Timur. Hanya saja motif hiasannya tampak lebih kuno. Daerah pemukiman mereka inilah yang sering disebut para ahli sebagai Daerah Kepala Burunng.
Kekeluargaan Dan Kekerabatan Suku Ayfat
Keluarga Batih Ayfat tinggal di rumah bertiang tinggi, yang biasanya didirikan di tengah ladang mereka. Rumah semacam itu selain dihuni oleh satu keluarga batih yang sering ditambah dengan anggota lain, seperti anak angkat, seorang janda atau duda dari kerabat dekat. Keluarga-keluarga batih ini tinggal berdekatan dalam satu kelompok kekerabatan setingkat klen. Kelompok kekerabatan ini biasanya dihitung dari pihak laki-laki (patrilineal), meskipun pola menetap sesudah kawin ada yang di lingkungan keluarga pihak perempuan (uksorilokal).
Baca juga Suku Lain Di Papua :
- Sejarah Suku Nayak Di Papua
- Sejarah Suku Nduga Di Papua
- Sejarah Suku Lani Di Papua
- Sejarah Suku Yali Di Papua
- Sejarah Suku Asmat Di Papua
Mata Pencaharian Sehari-Hari Suku Ayfat
Mata pencaharian masyarakat suku Ayfat ini adalah berladang, meramu hasil hutan, serta berburu dan menangkap ikan sebagai mata pencaharian sambilan. Makanan pokok dalam suku Ayfat ini adalah sagu, ditambah dengan ubi atau pisang dan kelapa dari hasil ladangnya.
Kehidupan ekonomi masyarakat ini mulai berubah setelah masuknya pengaruh misi agama Protestan (Zending) pada tahun 1911, diikuti oleh agama Katolik pada tahun 1949, dan pemerintah Indonesia sejak pertengahan tahun 1960-an. Sebagian dari mereka memilih bekerja di perusahaan minyak yang mulai didirikan di daerah itu sejak tahun 1957. Mereka telah biasa mengadakan kontak dagang dengan penduduk pesisir, dengan memperdagangkan kain, gelang dari kulit siput, taring buaya dan babi, kalung dan ikat pinggang dihiasi manik-manik, termasuk burung cenderawasih, dan lain-lain.
Kehidupan ekonomi masyarakat ini mulai berubah setelah masuknya pengaruh misi agama Protestan (Zending) pada tahun 1911, diikuti oleh agama Katolik pada tahun 1949, dan pemerintah Indonesia sejak pertengahan tahun 1960-an. Sebagian dari mereka memilih bekerja di perusahaan minyak yang mulai didirikan di daerah itu sejak tahun 1957. Mereka telah biasa mengadakan kontak dagang dengan penduduk pesisir, dengan memperdagangkan kain, gelang dari kulit siput, taring buaya dan babi, kalung dan ikat pinggang dihiasi manik-manik, termasuk burung cenderawasih, dan lain-lain.
loading...
0 Response to "Sejarah Suku Ayfat Di Papua Barat"
Post a Comment