Sejarah Suku Maanyan ~ Suku Maanyan atau Orang Maanyan berdiam di bagian hilir sungai Barito dan di anak-anak sungainya, seperti Sungai Patai, Telang, Karau, dan Dayau, mulai dari Provinsi Kalimantan Tengah sampai ke wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Di Kalimantan Selatan mereka berdiam di wilayah Banua Lima, Patengkep Tutui, Awang Hayaping, dan Dusun Timur, dalam wilayah Kabupaten Barito Timur dan Kewedanaan Barito Selatan. Di sebelah timurnya berdiam masyarakat Banjar, di sebelah baratnya orang Bakumpai, di sebelah utaranya wilayah orang Bukit dan orang Lawangan.
Suku bangsa ini mungkin berasal dari daerah pesisir selatan Kalimantan. Ada beberapa ahli yang beranggapan bahwa orang Maanyan masih satu kelompok dengan orang Ot Danum dan Ngaju. Ada pula ahli lain yang menggolongkan suku bangsa ini ke dalam kelompok orang Dayak Siang atau Dayak Dusun, karena bahasanya hampir sama dengan bahasa Dusun. Alasan lain karena mereka memiliki beberapa kebiasaan seperti kebiasaan orang Dayak Dusun, yaitu menyukai ikan yang diperam dalam guci sehingga lembek (pakasan), mempunyai adat melobangi daun telinga, suka mengadu ayam setiap upacara kematian, suami tinggal di rumah pihak keluarga isteri (matrilokal), dan pandai membuat perahu. Sebagian dari kelompok suku bangsa ini berdiam di Provinsi Kalimantan Selatan, sekitar Tamiang Layang dan Sungai Patai. Jumlah populasi sekitar 50.000 jiwa.
Mata Pencaharian Suku Maanyan
Mata pencaharian Suku Maanyan adalah bercocok tanam di ladang. Biasanya yang ditanam adalah padi, ubi-ubian, buah-buahan dan sayur-mayur. Sebagian ada yang bekerja sebagai pengumpul hasil hutan, seperti rotan, kayu dan damar, selain pekerjaan berburu dan menangkap ikan yang dilakukan secara sambilan. Pekerjaan yang banyak pula mereka lakukan adalah berkebun dan menyadap karet. Banyak juga orang Maanyan yang sudah bersekolah tinggi dan umumnya bekerja sebagai pegawai di Kota Kecamatan dan ibu kota Provinsi.
Pemukiman Dan Kekeluargaan suku Maanyan
Pola pemukiman tradisional orang Maanyan nampaknya juga terpengaruh oleh mata pencaharian mereka di ladang. tempat tinggal sementara yang berdekatan dengan ladangnya mereka sebut batang rawi. Kelompok rumah yang sudah lebih permanen tapi masih sedikit jumlahnya mereka sebut tumpungan (dusun). Gabungan dari beberapa tumpangan membentuk sebuah perkampungan yang mereka sebut tumpuk. Setiap tumpuk ditandai antara lain oleh adanya lewu parei (lumbung) sebagai pelengkap rumah-rumah mereka.
Orang Maanyan sebenarnya terdiri atas beberapa sub suku bangsa, yang mungkin terbentuk dari perluasan klen-klen yang ada sebelumnya, di antaranya adalah, Maanyan Patai, Maanyan Jangkung, Maanyan Paku, dan Maanyan Banua Lima. Prinsip garis keturunannya ambilineal, untuk sebagian orang garis keturunan dihitung dari pihak ayah, sementara orang lain juga menyertakan garis keturunan dari pihak ibu. Bentuk perkawinan idealnya adalah antara dua sepupu yang kakeknya bersaudara kandung, sedangkan sepupu yang ayahnya bersaudara kandung dianggap tabu.
Orang Maanyan sebenarnya terdiri atas beberapa sub suku bangsa, yang mungkin terbentuk dari perluasan klen-klen yang ada sebelumnya, di antaranya adalah, Maanyan Patai, Maanyan Jangkung, Maanyan Paku, dan Maanyan Banua Lima. Prinsip garis keturunannya ambilineal, untuk sebagian orang garis keturunan dihitung dari pihak ayah, sementara orang lain juga menyertakan garis keturunan dari pihak ibu. Bentuk perkawinan idealnya adalah antara dua sepupu yang kakeknya bersaudara kandung, sedangkan sepupu yang ayahnya bersaudara kandung dianggap tabu.
Agama Dan Kepercayaan Suku Maanyan
Sekarang orang Maanyan banyak yang sudah memeluk agama Kristen Protestan. Sistem kepercayaan lama sebagian masih tetap diaktifkan oleh beberapa kelompok sosialnya. Sebagian memeluk agama Islam dan bercampur dengan orang Banjar. Mereka yang beragama Islam sering disebut dengan nama matabu atau magantis. Orang Maanyan yang kuat mempertahankan kepercayaan nenek moyangnya masih menjalankan upacara ijambe, yaitu upacara membakar tulang belulang orang mati. Upacara kematian yang dirayakan dengan pesta pemotongan kerbau dan mendirikan patung roh tersebut tiwah. [Suku Dunia]
Referensi : Danandjaja 1983, Depdikbud 1989
Referensi : Danandjaja 1983, Depdikbud 1989
loading...
0 Response to "Sejarah Suku Maanyan Di Kalimantan"
Post a Comment