Sejarah Suku Huli di Papua Nugini

Suku Dunia ~ Suku Huli merupakan masyarakat adat yang tinggal di dataran tinggi bagian selatan negara Papua Nugini. Populasi Suku Huli ini terdapat di beberapa wilayah seperti wilayah Tari, Margaraima, Koroba, dan Komo. Mereka sudah mendiami wilayah dataran tinggi tersebut kurang lebih 1.000 tahun lamanya.


Suku Huli terkenal karena sifatnya yang suka berperang, agresif, dan hiasan wajahnya serta kostum yang dekoratif selama pertempuran. Selama lebih dari seribu tahun, orang Huli hanya membangun rumah jauh di dari Dataran Tinggi Selatan di Distrik Tari, Koroba, Magarima, dan Komo.

Bahasa Suku Huli

Sebagian besar Suku Huli menggunakan bahasa Huli dan bahasa Tok Pisin. Sebagian yang lain menggunakan bahasa lokal lainnya. Sisanya menggunakan bahasa Inggris.

Adat Istiadat Suku Huli

Suku Huli menganut sistem perkawinan poligami. Kaum laki-laki dari Suku Huli dapat memiliki beberapa istri. Pernikahan harus di luar kerabat. Pernikahan di dalam lingkar saudara, terlarang di dalam norma Suku Huli.

Sistem pernikahan dapat bersifat perjodohan ataupun dipilih sesuai pasangan. Kaum laki-laki memberikan mas kawin berupa babi atau jenis ternak yang lain kepada keluarga perempuan. Mempelai pria juga bertanggung jawab untuk membangun rumah untuk mempelai wanita.

Setelah pernikahan, kaum wanita mempunyai peran untuk merawat dan membesarkan anak-anaknya, membuat makanan, pakaian, serta bercocok tanam dan merawat babi. Adapun tugas kaum pria berburu binatang, menjaga dari binatang buas, membangun perumahan (tempat tinggal), mengolah lahan dan menjaga anaknya yang sudah berumur lebih kurang 10 tahun. Anak yang berusia sebelum puber di rawat oleh ibunya dan jika sudah puber tinggal bersama ayahnya.

Perceraian sangat jarang di dalam komunitas suku ini. Walaupu terjadi, umum disebabkan karena tidak dapat melahirkan anak. Jika perceraian terjadi, pihak mempelai pria dapat mengambil kembali babi yang sudah diberikan sebagai mas kawin.

Rumah Adat Suku Huli

Pria dan wanita dari Suku Huli secara tradisional bertempat tinggal terpisah. Anak laki-laki tinggal bersama ibunya dan akan pindah tinggal di rumah ayahnya menjelang masa pubertas. Laki-laki yang belum menikah berkumpul bersama dalam satu kelompok di dalam sebuah rumah. Kebiasaan tersebut saat ini sudah mulai ditinggalkan dan jarang ditemukan lagi.

Gubuk pria secara tradisioanal berada di pusat perkampungan. Umumnya dijadikan sebagai tempat pertemuan dan kegiatan penduduk. Kadang-kadang gubuk tersebut dijadikan tempat tidur pula. Sementara itu, tempat tinggal perempuan berada terpisah dengan gubuk laki-laki. Gubuk para perempuan berada di sekitar gubuk keluarga mereka.

Sumber :
Suku Bangsa Dunia & Kebudayaannya, penulis Pram

loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Sejarah Suku Huli di Papua Nugini Silahkan baca artikel Suku Dunia Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Sejarah Suku Huli di Papua Nugini Sebagai sumbernya

0 Response to "Sejarah Suku Huli di Papua Nugini"

Post a Comment

Sejarah Suku Lainnya