Suku Dunia ~ Para ahli etnografi lama menggolongkan orang/suku Kulawi sebagai salah satu bagian dari kelompok orang/suku Toraja Barat. Suku bangsa itu sendiri lebih suka menyebut dirinya orang Kulawi atau Tokulawi. Mereka mendiami daerah bagian selatan Danau Lindu, yang termasuk dalam wilayah Kulawi di Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.
Jumlah mereka saat ini sekitar 50.000 jiwa. Menurut legenda, mereka berasal dari daerah Bora dan Sigi di lembah Palu. Diceritakan bahwa pada zaman dahulu kala ada seorang tokoh dari Bora yang berburu bersama dengan pengikutnya sampai ke hutan-hutan di Gunung Momi. Setelah penat berburu maka para pemburu itu beristirahat di bawah sebuah pohon kayu yang disebut Kulawi. Melihat kesuburan daerah itu maka tokoh dari Bora itu memutuskan untuk menetap di sana. Sejak itu daerah baru tersebut mereka beri nama Kulawi.
Jumlah mereka saat ini sekitar 50.000 jiwa. Menurut legenda, mereka berasal dari daerah Bora dan Sigi di lembah Palu. Diceritakan bahwa pada zaman dahulu kala ada seorang tokoh dari Bora yang berburu bersama dengan pengikutnya sampai ke hutan-hutan di Gunung Momi. Setelah penat berburu maka para pemburu itu beristirahat di bawah sebuah pohon kayu yang disebut Kulawi. Melihat kesuburan daerah itu maka tokoh dari Bora itu memutuskan untuk menetap di sana. Sejak itu daerah baru tersebut mereka beri nama Kulawi.
Bahasa Suku Kulawi
Orang Kulawi memakai bahasa Kulawi dengan beberapa dialek, seperti dialek Kuwali-Lindu yang dipengaruhi oleh bahasa Kaili. Kelompok ini mendiami daerah sekitar Danau Lindu. Kemudian kelompok pemakai dialek Toboko-Umpa yang berdiam di sekitar Sungai Lariang.
Mata Pencaharian Suku Kulawi
Orang Kulawi umumnya hidup dari pertanian di sawah dan ladang. Tanaman pokok mereka adalah padi, selain juga menanam jagung dan palawija lainnya. Tanaman keras untuk komoditas ekspor seperti cengkeh mulai ditanam tahun 1970. Sebelumnya mereka sudah menanam kopi dan kelapa sebagai barang ekspor. Usaha mereka yang lain adalah beternak kerbau, babi, dan usaha tambak ikan. Ada juga yang mengumpulkan hasil hutan serta berburu rusa dan babi atau menangkap ikan di sungai.
Kekeluargaan, Kekerabatan dan Kemasyarakatan Suku Kulawi
Masyarakat ini memiliki sistem garis keturunan yang bilateral sifatnya. Pasangan-pasangan yang baru kawin umumnya tinggal di lingkungan rumah pihak wanita (uksorilokal atau matrilokal), dan setelah anak pertama lahir biasanya mereka pindah ke lingkungan pihak laki-laki, atau membuat rumah baru sendiri.
Pada zaman dulu masyarakat Kulawi berbentuk sebuah kerajaan kecil, rajanya disebut Magau atau Sangkala. Ia dibantu oleh sebuah dewan pemerintahan yang anggota-anggotanya berasal dari lapisan tinggi menurut adat, yaitu kaum to tua ngata. Pada masa sekarang pengaruh pelapisan lama itu sudah semakin tipis. Golongan tertinggi zaman dulu adalah maradika yang terdiri dari raja-raja dan keluarganya, lalu golongan to tua ngata sebagai bangsawan pembantu raja. Orang kebanyakan disebut to dea, di bawah sekali adalah golongan budak dan hamba sahaya yang disebut batua.
Pada zaman dulu masyarakat Kulawi berbentuk sebuah kerajaan kecil, rajanya disebut Magau atau Sangkala. Ia dibantu oleh sebuah dewan pemerintahan yang anggota-anggotanya berasal dari lapisan tinggi menurut adat, yaitu kaum to tua ngata. Pada masa sekarang pengaruh pelapisan lama itu sudah semakin tipis. Golongan tertinggi zaman dulu adalah maradika yang terdiri dari raja-raja dan keluarganya, lalu golongan to tua ngata sebagai bangsawan pembantu raja. Orang kebanyakan disebut to dea, di bawah sekali adalah golongan budak dan hamba sahaya yang disebut batua.
Baca juga Suku Lainnya Di Sulawesi :
- Sejarah Suku Moronene Di Sulawesi Tenggara
- Sejarah Suku Bajau Di Sulawesi
- Sejarah Suku Bugis
- Sejarah Suku Balantak Di Sulawesi Tengah
- Sejarah Suku Banggai Di Sulawesi Tengah
Agama Dan Kepercayaan Suku Kulawi
Kepercayaan religi lama suku Kulawi meyakini adanya dewa tertinggi yang disebut Karampoa I Langi dan Karampoa I Tana (Pencipta langit dan Tanah). Selain itu ada pula sejumlah dewa yang dianggap menguasai bagian-bagian tertentu dari alam dan kehidupan, seperti dewa perang yang disebut Taliwarani. Dewa ini dipuja oleh para prajurit dan tadulako (panglima). Alam sekitar diyakini memiliki kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam benda-benda dan makhluk hidup tertentu. Pada masa sekarang orang/suku Kulawi umumnya telah memeluk agama Kristen yang masuk sejak tahun 1913.
Pakaian Adat Suku Kulawi
Pakaian asli orang Kulawi terbuat dari serat kulit pohon yang disebut vuya. Kaum laki-laki memakainya seperti cawat, kaum wanita memakainya seperti rok. Pakaian tradisional yang dipakai orang Kulawi dalam kesempatan resmi cukup khas. Kaum wanita memaki rok bersusun tiga yang diberi hiasan guntingan kain beraneka-warna bentuk bunga. Baju atasnya dihiasai manik-manik berwarna. Memakai kalung emas bercorak tradisional yang disebut kamagi atau enu.
Kaum pria memakai kemeja longgar dengan model sederhana, selempang, celana pendek yang menyempit di bagian bawah, memakai kain penutup kepala, ikat pinggang dengan kelewang tergantung di sebelah kiri. Bentuk rok wanita dan celana pria Kulawi tersebut nampaknya berasal dari pengaruh pakaian orang Portugis yang pernah terdampar ke daerah.
Kaum pria memakai kemeja longgar dengan model sederhana, selempang, celana pendek yang menyempit di bagian bawah, memakai kain penutup kepala, ikat pinggang dengan kelewang tergantung di sebelah kiri. Bentuk rok wanita dan celana pria Kulawi tersebut nampaknya berasal dari pengaruh pakaian orang Portugis yang pernah terdampar ke daerah.
loading...
0 Response to "Sejarah Suku Kulawi Di Sulawesi"
Post a Comment