Suku Dunia ~ Suku bangsa Anak Dalam ini sering juga disebut orang Kubu. Mereka hidup tersebar di daerah perbatasan Provinsi Jambi dengan Sumatera Selatan, dan sebagian lagi di daerah perbatasan Jambi dengan Riau. Masyarakat ini selalu berpindah-pindah di lingkungan hutan, sehingga dianggap sebagai masyarakat yang masih terasing secara budaya dan perhubungan. Pada masa sekarang sebagian kecil sudah ada yang menetap dan mulai bercocok tanam seperti masyarakat tetangganya.
Kebanyakan dari mereka masih betah hidup melangon atau melangun (berpindah-pindah) di sekitar daerah aliran sungai Musi, Rawas dan Tembesi. Jumlah populasinya susah diperkirakan. Walaupun sudah ada yang menetap dan mulai belajar bertani, namun mata pencaharian utama sebagian besar penduduknya masih sebagai peramu hasil hutan, pemburu dan penangkap ikan tetap mereka jalankan. Sebagian dari yang sudah menetap ada yang bekerja sebagai penebang kayu, atau penakik getah di perkebunan penduduk lain.
Kebanyakan dari mereka masih betah hidup melangon atau melangun (berpindah-pindah) di sekitar daerah aliran sungai Musi, Rawas dan Tembesi. Jumlah populasinya susah diperkirakan. Walaupun sudah ada yang menetap dan mulai belajar bertani, namun mata pencaharian utama sebagian besar penduduknya masih sebagai peramu hasil hutan, pemburu dan penangkap ikan tetap mereka jalankan. Sebagian dari yang sudah menetap ada yang bekerja sebagai penebang kayu, atau penakik getah di perkebunan penduduk lain.
Kekeluargaan Dan Kekerabatan Suku Anak Dalam
Kesatuan hidup mereka dalam keluarga inti cukup penting, tetapi masyarakat pengembara ini lebih senang hidup berkelompok dalam lingkungan keluarga orang tuanya. Prinsip hubungan kekerabatan mereka mungkin cenderung bilateral. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang laki-laki senior yang dianggap bijaksana dan berpengalaman. Masyarakat ini umumnya masih menganut sistem perkawinan endogami kelompok, tapi disertai dengan larangan kawin dengan saudara sekandung dan saudara sepupu pihak ibu.
Kemasyarakatan Suku Anak Dalam
Kelompok Anak Dalam yang sudah lama menetap dan terpengaruh oleh kebudayaan orang Melayu biasanya mempunyai pemimpin setempat yang disebut depati. Selain itu mereka masih memandang tokoh besale (dukun) sebagai pemimpin spritual yang disegani. Ada pula tokoh-tokoh yang ahli dalam masalah adat dan kemasyarakatan serta menguasai pengetahuan esoteris warisan nenek moyang mereka, tokoh ini disebut malim, tapi perannya bisa pula dirangkap oleh besale.
Agama Dan Kepercayaan Suku Anak Dalam
Kelompok Anak Dalam yang tinggal dekat pemukiman orang Melayu sudah ada yang memeluk agama Islam. Sedangkan yang lain umumnya masih memegang teguh keyakinan asli mereka yang bersifat animisme dan dinamisme.
loading...
0 Response to "Sejarah Suku Anak Dalam Di Sumatera"
Post a Comment