Sejarah Suku Komering ~ Jumlah populasi orang Komering sekarang sekitar 140.000 jiwa. Mereka bermukim di daerah Buay Madang, Belitung, Cempaka, Simpang dan Martapura, Ogan Komering Ulu, dan Tanjuk Lubuk. Bahasa Komering termasuk kelompok bahasa Melayu dengan dialek sendiri. Mata pencaharian utamanya bertanam padi dan sayur-sayuran di sawah dan ladang.
Kekeluargaan Suku Komering
Prinsip garis keturunan masyarakat ini adalah patrilineal, akan tetapi dalam sistem perkawinan sering pula terjadi prinsip matrilineal yang mereka sebut ngakuk anak. Apabila sebuah keluarga tidak mempunyai anak laki-laki, maka pada waktu mengawinkan anak perempuannya diadakan perjanjian dengan pihak laki-laki, bahwa suami harus tinggal di rumah pihak isteri, dan kalau nanti lahir anak laki-laki, maka anak itu menjadi pewaris keturunan pihak isterinya. Pola menetap sesudah kawin yang lebih sering terjadi adalah patrilokal yang mereka sebut ngalaki, dimana isteri harus ikut ke dalam keluarga suami. Bentuk-bentuk perkawinan seperti itu memungkinkan terbentuknya keluarga-keluarga luas terbatas atau klen.
Masyarakat Suku Komering
Sistem kemasyarakatan orang Komering dipengaruhi adat Simbur Cahaya. Pada masa lalu setiap dusun dikepalai oleh seorang kerio, yang berkewajiban mengatur dan mengawasi perkembangan dusunnya. setiap berita dusun disebarkan kepada seluruh warga melalui seorang kermit (pesuruh kerio).
kehidupan sosial politik dan kepemimpinan tradisional dalam masyarakat ini terpengaruh oleh aturan adat Simbur Cahaya. Mereka sekarang umumnya menganut agama Islam. [Suku Dunia]
Referensi : Depdikbud 1989
kehidupan sosial politik dan kepemimpinan tradisional dalam masyarakat ini terpengaruh oleh aturan adat Simbur Cahaya. Mereka sekarang umumnya menganut agama Islam. [Suku Dunia]
Referensi : Depdikbud 1989
loading...
0 Response to "Sejarah Suku Komering Di Sumatera"
Post a Comment