Sejarah Suku Uighur

Suku Dunia ~ Suku Uighur atau Uygur salah satu suku minoritas resmi di Republik Rakyat Cina. Suku ini merupakan keturunan dari Suku kuno Huihe yang tersebar di Asia Tengah. Mereka berbahasa Uighur dan memeluk agama Islam. Selain Republik Rakyat Cina, populasi suku ini juga tersebar di Kazagkhstan, Kyrgystan, dan Uzbekistan.


Suku Uighur bersama suku Hui menjadi suku utama pemeluk Islam di Tiongkok, tetapi ada perbedaan budaya dan gaya hidup yang kentara di antara keduanya. Suku Uighur lebih bernafaskan Sufi, sedangkan Suku Hui lebih pada mazhab Hanafi. Suku Uighur mayoritas berdomisili dan terpusat di Daerah Otonomi Xinjiang.

Sejak dulu, banyak orang Uighur menjadi pengajar di kekaisaran Cina, menjadi duta besar di Roma, Istambul, Baghdad. Kebanyakan karya sastra awal keberadaan Uighur diterjemahkan ke teks agama Budha dan Manichean. Namun ada juga karya naratif, puisi dan epik yang telah diterjemahkan ke bahasa Jerman, Inggris dan Rusia.

Walau telah memeluk Islam, dominasi kebudayan Uighur asli tetap bertahan di Asia Tengah. Malah dengan masuknya Islam, karya sastra dan ilmu Uighur semakin berkembang. Beberapa karya sastra yang terkenal misalnya Kutatku bilik karya Yusuf Has Najib (1069-1070), Divani Lugarit Turk oleh Mahmud Kashari, dan Atabetul Hakayik oleh Ahmet Yukneki.

Bangsa Uighur juga dikenal ahli pengobatan. Zaman Dinasti Sung (906-960), seorang ahli obat-obatan Uighur bernama Nanto mengembara ke Cina. Ia membawa berbagai jenis obat yang saat itu belum dikenal di Cina. Bangsa ini pada masa itu itu telah mengenal 103 tumbuan obat -- dicatat dalam buku obat-obatan Cina oleh Shi-zhen Li (1518-1593). Bahkan sebagian ahli barat percaya akupuntur bukan asli milik orang Cina, tapi awalnya dikembangkan Uighur.

Orang Uighur juga memiliki kemampuan arsitektur, musik, seni dan lukisan yang tinggi. Mereka bahkan telah bisa mencetak buku berabad-abad sebelum ditemui oleh Gutenberg. Pada abad pertengahan, karya sasta, teater, musik dan lukisan sastrawan Cina juga sangat dipengaruhi Uighur.

Yen-de Wang, seorang dutabesar Cina (981-984) untuk kerajaan Kharakhoja-Uighur menulis dalam biografinya: ''Saya sangat terkesan dengan tinggi peradaban di kerajaan Uighur. Keindahan candi-candinya, biara, lukisan dinding, patung, menara-menara, kebun, rumah-rumah dan istana-istana di seluruh negeri tak dapat digambarkan dengan kata-kata. Bangsaa Uighur sangat ahli dalam kerajian emas dan perak, dan tembikar. Orang berkata Tuhan telah mewariskan keahlian-Nya hanya pada bangsa ini.''

Sebelum masuknya Islam, Uighur menganut Shamanian, Budha dan Manicheism. Saat ini, bisa dilacak candi yang dikenal sebagai Ming Oy (Seribu Budha) di Ughuristan. Reruntuhannya ditemui di kota Kucha, Turfan dan Dunhuang, dulunya tempat tinggal orang Kanchou-Uighur.

Orang Uighur memeluk Islam sejak tahun 934, saat pemerintahan Satuk Bughra Khan, pengusaha Kharanid. Saat itu, 300 masjid megah dibangun di kota Kashgar. Islam lalu berkembangan dan menjadi satu-satunya agama orang Uighur di Uighuristan.

Sumber :

  • https://www.republika.co.id/berita/m0zcbk/siapakah-bangsa-uighur
  • Suku Bangsa Dunia Dan Kebudayaannya oleh Pram

loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Sejarah Suku Uighur Silahkan baca artikel Suku Dunia Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Sejarah Suku Uighur Sebagai sumbernya

1 Response to "Sejarah Suku Uighur"

  1. The Best Titanium Dogs for your Dogs? - The TITIAN
    All dogs have a unique, babyliss pro titanium hair dryer durable, and durable mens titanium watches coating. They're considered apple watch 6 titanium to be the titanium powder best for many, and they're the ones who titanium tv alternative get in the heat right at

    ReplyDelete

Sejarah Suku Lainnya